Daerah
Kamis 31 Maret 2016 | 10:23 WIB
Laporan: Ma'ruf al-Bugury
Gubernur Lukas Enembe Resmikan Perda Larangan Miras di Papua
Gubernur Papua, Lukas Enembe bersama unsur Forkompimda
Jayapura, visione.co.id – Setelah sempat melalui perdebatan sengit di kalangan anggota DPRP, namun akhirnya peraturan daerah mengenai larangan minuman keras (miras) di Papua resmi diberlakukan.
Gubernur Papua, Lukas Enembe bersama seluruh unsur Forkompimda se-Provinsi pun menandatangani Pakta Integritas pelarangan miras di Papua tersebut. Semangat utama ditandatanganinya Pakta tersebut adalah untuk menekan angka kriminalitas di wilayah tersebut.
“Hari ini merupakan sejarah bagi generasi Papua. Dimana keputusan yang diambil untuk kepentingan menyelamatkan orang asli Papua dari kepunahan”, kata Gubernur Papua Lukas Enembe, Rabu (20/3/2016).
Lukas Enembe menambahkan, miras merupakan penyebab utama tingginya kematian orang asli Papua. Selain itu, miras juga menjadi pemicu kriminalitas dan kecelakaan lalu lintas yang berujung kematian.
“Dengan Pakta integritas ini, kita cegah pemusnahan penduduk Papua oleh minuman keras”, tandasnya.
Seperti diketahui, Pakta integritas yang ditandatangani Gubernur Papua, DPRP dan seluruh Bupati dan Walikota se-Provinsi Papua ini terdiri dari lima poin. Pertama, mencegah pemusnahan penduduk di Provinsi Papua yang disebabkan oleh minuman beralkohol. Dan kedua, pelarangan produksi, pengedaran, dan penjualan minuman beralkohol ke Provinsi Papua, Kabupaten/Kota, Distrik dan Kampung se Provinsi Papua.
Selanjutnya yang ketiga, Pemerintah Papua akan bekerjasama dengan instansi terkait dalam melakukan pengawasan terhadap pelarangan kegiatan produksi, pengedaran dan penjualan minuman beralkohol. Keempat, melaksanakan Perda Provinsi Papua Nomor 15 Tahun 2013 tentang Miras. Dan yang terakhir, sejak penandatanganan pakta integritas ini, maka semua kegiatan dalam bentuk produksi, distribusi, dan penjualan minuman beralkohol di Provinsi Papua tidak berlaku.
Pakta integritas dengan demikian memutus dan mencegah budaya minum-minum yang sebetulnya bukan asli Papua, melainkan budaya orang-orang Belanda sejak mereka pertama kali datang untuk melakukan ekspedisi Cartenzs dan menemukan sumber emas di Tanah Papua. [Mrf]

Comment