Politik
Minggu 21 Februari 2016 | 15:46 WIB
Laporan: Raka Bumi
Hajriyanto Usul Munas Golkar Bahas Kembali Mekanisme Pencapresan
Politisi senior Partai Golkar Hajriyanto Y Tohari (kiri) bersama kader muda Partai Golkar Meutya Hafid (tengah), dan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi (kanan) menjadi pembicara dalam diskusi politik di Jakarta, Minggu (21/2).
Visione.co.id – Mantan Wakil Ketua MPR dan politisi senior Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari menilai selama ini jabatan ketua umum senantiasa diperebutkan karena mendapat privilege menjadi calon presiden dalam pemilu presiden.
Karenanya ada begitu banyak kader yang melakukan segala cara, termasuk politik uang, di saat musyawarah nasional (munas) agar mereka dapat terpilih menjadi ketua umum. Menurut Mas Hajri, untuk meminimalisasi politik uang, munas Golkar sebaiknya memasukan agenda oembahasan soal mekanisme pengusungan capres.
Usulnya, ketika seorang kader menjadi pimpinan parpol, maka ketua umum tak secara otomatis dapat diusung sebagai capres.
"Bisa melalui sistem konvensi dan itu diatur di dalam AD/ART," kata Hajriyanto saat diskusi bertajuk "Mau Kemana Golkar?" di Jakarta, Minggu (21/2/2016).
Meski begitu, menurut Mas Hajri, dengan adanya upaya ini, bukan berarti kader yang berhasil menjadi ketua umum tak memiliki kualifikasi untuk diusung jadi capres. Sebaliknya, bila ia memang layak, maka apa salahnya ketua umum juga kita usung,
"Dia tetap berhak menjadi capres atau cawapres. Tapi kan belum tentu laku juga," ujarnya.
Lebih lanjut, Mas Hajri mengatakan, penyelenggaraan munas Golkar mendatang harus mengedepankan semangat demokrasi, rekonsiliasi dan berkeadilan. Ketiga hal itu diperlukan agar Golkar kembali bersatu pasca-konflik yang terjadi lebih dari setahun terakhir. [Amr]

Comment