Politik
Selasa 19 Juli 2016 | 11:03 WIB
Laporan: Abuya
Lindungi Energi Nasional, Pertamina Harus Kembangkan Cadangan Migas di Natuna.
Istimewa.
Visione.co.id- Perseteruan dalam penguasaan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Laut Cina Selatan antara Tiongkok dengan beberapa negara ASEAN berada di daerah Natuna. Suasana geopolitik di kawasan tersebut menjadi perhatian anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi. Hal ini disampaikannya saat rapat kerja Komisi VII dengan Direktur PT Pertamina di Ruang Komisi VII, Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (18/7).
Menurutnya, klaim negara tirai bambu itu bukan hanya semata persoalan wilayah tradisional mereka dalam mencari tangkapan ikan bagi nelayan mereka. Namun patut diwaspadai adalah terkait besarnya kandungan gas yang terdapat di kawasan Natuna tersebut.
"Saya kira ikan-ikan itu bukan satu-satu ultimate goals nya, tetapi lebih dari itu yakni besarnya kandungan gas di kawasan itu. Maka bolehlah kita untuk mewanti-wanti dan mewaspadainya," ujarnya.
Oleh karena itu politisi NasDem ini mengharapkan agar Pertamina secepatnya membuat sebuah depo atau kilang di kawasan itu. Sehingga dengan keberadaanya, bisa menghentikan upaya klaim dari negara lain terhadap kawasan paling utara di Indonesia tersebut.
"Kami mendorong kepada Pertamina secara de facto dan riil berdiri di sana, untuk segera mengembangkan cadangan minyak dan gas yang terkandung di wilayah itu," tegas legislator Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
Terkait hal ini, Kurtubi menambahkan, Pemerintah telah bertahun-tahun memberikan kewenangan tersebut kepada Pertamina untuk pengembangan kawasan cadangan migas natuna.
"Dengan menempatkan para tenaga teknik dan karyawan Pertamina di sana. Sehingga dengan begitu maka tidak ada negara lain yang berhak menclaim natuna sebagai wilayahnya. Apakah itu Tiongkok sekalipun atas dalih zona tradisional bagi nelayannya dalam menangkap ikan," pungkasnya.

Comment