Nasional
Rabu 24 Februari 2016 | 11:04 WIB
Laporan: Amir Fiqi
DPR Meminta Pemerintah Kucurkan Subsidi Bagi Para Petani yang Lahannya Terkena Puso.
Visione.co.id– Anggota Komisi IV DPR Fadholi menyayangkan terjadinya bencana banjir yang mengakibatkan puluhan ribu hektar area pertanian puso alias gagal panen. Data yang ia himpun menunjukkan 3.336 hekgagtar sawah positif gagal panen di Jawa Timur, 18.782 hektar terancam puso di Kabupaten Aceh Timur. Selain itu, ratusan hingga ribuan hektar lahan lain di luar pulau Jawa juga terancam puso, namun datanya belum terkumpul lengkap. Ia khawatir angka itu akan terus bertambah, mengingat proses pendataan lahan pertanian terdampak banjir masih berjalan.
“Bulan Februari menurut BMKG adalah puncak musim hujan, sehingga intensitas hujan di beberapa wilayah masih tinggi. Bisa jadi, angkanya terus bertambah,” ungkapnya saat ditemui di komplek parlemen.
Menimbang persoalan yang cukup serius itu, ia mendesak pemerintah agar memberi subsidi untuk para petani yang lahannya terkena puso. Jika tidak, beban ekonomi petani akan semakin berat, mengingat para petani terbiasa menggunakan pinjaman modal untuk membiayai proses penanaman lahan. Fadholi berharap, mekanisme bantuan langsung dari kementerian pertanian bisa menjawab keresahan para petani yang tengah dirundung rugi akibat bencana banjir ini.
“Potret kemiskinan masih membingkai kehidupan petani. Tugas pemerintah untuk meringankan beban mereka dengan bantuan tadi. Kalau para petani tidak dilindungi, jangan sampai rencana swasembada pangan hanya berhenti sebagai rencana,” tandas legislator Fraksi Partai NasDem dari Dapil Jawa Tengah I ini.
Dia berharap ancaman puso tahun ini tak melebihi tahun lalu, di mana pada 2015 tercatat 34.222 hektar lahan mengalami puso, dengan kondisi terparah berlangsung di Aceh, Jawa Timur dan Banten. Selain itu, masih ada juga lahan yang mengalami puso lantaran kekeringan yang menimpa 5.929 lahan pertanian di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah.
Persoalan di atas cukup memprihatinkan, mengingat banjir telah menjadi bencana rutin yang terjadi setiap tahun di Indonesia. Puluhan ribu lahan terendam air yang meluap dari anak sungai yang melintasi area pertanian. Sayangnya, hampir setiap tahun juga para petani tak berdaya menghadapi banjir tersebut. Padahal mneurut Fadholi, sebenarnya bencana banjir itu bisa diantisipasi, mengingat kawasan yang terpapar banjir dari tahun ke tahun relatif sama.
“Ini kan artinya tidak ada perubahan signifikan peta wilayah banjir setiap tahunnya. Persoalannya masih belum berubah yakni belum memadainya infrastruktur pendukung terhadap pertanian,” jelasnya.

Comment