Pendidikan

Sabtu 21 Januari 2023 | 13:47 WIB

Laporan: Alif

Rektor Uhamka Resmi Kukuhkan Guru besar Pertama Bidang Ilmu Ekonomi

Dokumentasi Uhamka

Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) merupakan perguruan tinggi yang selalu berupaya meningkatkan kualitas tenaga kependidikan dan dosen dengan tujuan untuk kebaharuan Uhamka yang lebih baik di masa depan.

Hal ini dibuktikan dengan adanya pengukuhan guru besar Prof Dr Sessu M.Si sebagai Profesor pertama bidang Ilmu Ekonomi di Uhamka sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 23995/MPK.A/KP.05.01/2022 tentanng kenaikan jabatan akademik/fungsional dosen.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah, ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III DKI Jakarta, Badan Pimpinan Harian (BPH) Uhamka, Rektor, Wakil Rektor Uhamka, Anggota senat Uhamka, pimpinan Uhamka, dan Stakeholder Uhamka.

Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka menuturkan bahwa Prof Sessu orang yang ramah, telaten dan rajin ini dibuktikan beliau  mendapatkan penghargaan dari Presiden dalam masa bakti beliau yang sudah mencapai puluhan tahun.  Dan puncaknya beliau sampai pada titik jabatan fungsional tertinggi yakni Guru Besar. Ia juga menyampaikan rasa bangga yang mendalam terhadap pencapaian yang luar bisa untuk Uhamka yang telah memiliki tambahan guru besar pertama di bidang Ilmu Ekonomi.

"Dalam kesempat ini, saya sebagai Rektor atas nama keluarga besar Uhamka menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan salut kepada Prof Sessu yang begitu gigih untuk mampu menunjukkan karya-karya ilmiahnya dengan ditandai SK menteri sebagai guru besar. Insya Allah setelah ini Prof Sessu terus sehat dan terus membagi ilmu kepada mahasiswa terkhusus Fakultas Ekonomi dan Bisnis,” tutur Prof Gunawan.

Prof Sessu selaku guru besar di Uhamka yang dikukuhkan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang setinggi-tinggihnya dengan diiringi penuh keikhlasan atas anugerah dan kepercayaan dari keluarga besarnya sendiri dan akademis yang diterima dari Uhamka.

“Rasa hormat dan terima kasih saya kepada segenap civitas akademika Uhamka terutama pak rektor Uhamka Prof Gunawan Suryoputro, Pak Zulpahmi Dekan Uhamka, dan rekan-rekan pejabat di Uhamka yang tidak saya sebutkan satu-persatu,” ujar Prof Sessu.

Prof Sessu dalam orasi ilmiahnya terkait Perkembangan Perekonomian di Indonesia dengan judul Sebuah Telaah dalam Perspektif Kemiskinan, Pengangguran dan Impor di Indonesia, menuturkan bahwa pada tahun 2008 dunia dilanda krisis keuangan global yang hal tersebut menjadi krisis keuangan terparah dalam 80 tahun terakhir termasuk Indonesia. Ia menambahkan, pasca terjadinya krisis keuangan yang melanda dunia pada kurun waktu 2007/2008, perekonomian global membutuhkan waktu 10 tahun untuk berangsur pulih, gal tersebut ditandai oleh peningkatan aktivitas perdagangan dan perbaikan harga komoditas. 

“Dalam proses pemulihan ekonomi global ini sangat memberikan dampak positif bagi negara industri dan negara berkembang. Presentasi perbaikan ekonomi negara maju juga memberikan dampak pada negara mitra dagang, termasuk Indonesia. Tingkat perekonomian dunia yang melaju naik tahun 2018 menjadi sebuah cermin adanya akselerasi pembangunan yang baik di setiap negara, tak terkecuali Indonesia.Krisis ekonomi yang dipicu oleh pandemi Covid-19 telah memengaruhi situasi ketenagakerjaan di Indonesia. Selain itu selama pandemi Covid-19 tingkat pengangguran angkatan kerja muda Indonesia menjadi tinggi. Beberapa fenomena yang terjadi selama pandemi ini diantaranya peningkatan angka pengangguran, peningkatan jumlah masyarakat miskin, dan gangguan terhadap kegiatan impor,” tambah Prof Sessu.

Dalam penutupnya ia menambahkan, terdapat dua strategi utama dalam penanggulangan kemiskinan yaitu, mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin dan rentan. Diantara program pemerintah yang telah berjalan yaitu pemberian bantuan sosial untuk masyarakat dan memastikan tersalurkannya tepat guna dan waktu, melakukan pemberdayaan dalam rangka peningkatan produktivitas kelompok miskin dan rentan melalui sinergi program pemberdayaan masyarakat.

Comment