Opini

Rabu 22 September 2021 | 23:00 WIB

Laporan: Listiya Ike Purnomo

DILEMA ETIKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS

Listiya Ike Purnomo. Mahasiswi Magister Akuntansi Universitas Pamulang

ETIKA. Dalam kehidupan manusia, baik sebagai makhluk sosial maupun individu, tidak terlepas dari batasan etika. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika memegang peranan penting terutama dalam pengambilan keputusan. Manusia dengan berbagai jenjang pendidikan maupun tingkat jabatan, semua tidak terlepas akan melakukan pengambilan keputusan. Demikian halnya dalam dunia bisnis, pengambilan keputusan yang tepat sangat dibutuhkan agar keberlangsungan bisnis dapat menjamin kepentingan para Stakeholder-nya. Untuk mencapai tujuan dari bisnis, etika bisnis sangat diperlukan. Kegiatan bisnis yang berlandaskan etika merupakan bisnis yang berdasarkan metoda-metoda yang baik serta cara berfikir yang sesuai dengan logika dan estetika yang berkembang di masyarakat sehingga bisnis yang berdasarkan etika akan berjalan tanpa merugikan pihak-pihak lain.

Dalam pengambilan keputusan bisnis, seringkali pengambil keputusan terlupa akan etika profesi bisnis. Pengambil keputusan cenderung mengambil keputusan secara praktis dikarenakan lebih menggunakan intuisinya, berdasar fakta-fakta lapangan, pengalaman yang pernah didapat, adanya tekanan dari pihak berpengaruh, bahkan dikarenakan deadline waktu untuk mengeksekusi hasil. Pada prakteknya para pengambil keputusan tidak memperhatikan teori-teori tentang etika profesi. Pengambil keputusan sering mengalami dilema etika. Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi seseorang manakala harus membuat keputusan terkait dengan tindakan apa yang tepat untuk dilakukannya. Para pelaku bisnis akan menghadapi banyak dilema etika dalam karir bisnis mereka.

Tujuan dalam bisnis dimana untuk memperoleh keuntungan dianggap hal yang wajar,  pada kenyataannya usaha untuk mendapatkan keuntungan tersebut cenderung mengabaikan etika bisnis. Terkadang pengambil keputusan mengambil langkah-langkah yang sebenarnya disadari bahwa itu melanggar etika bisnis. Perilaku bisnis yang tidak ber-etika yang hanya ingin mendapatkan keuntungan maksimum dapat memberikan dampak seperti: 1) upah karyawan yang menurun, 2) pengusaha menekan harga bahan baku dari pemasok dan menunda pembayaran sehingga dapat mematikan usaha pemasok, 3) menggunakan bahan baku dari alam yang dapat merusak lingkungan, 4) menurunkan kualitas produk dan menaikkan harga di atas harga wajar sehingga merugikan konsumen, 5) membohongi lembaga pembiayaan dengan membuat laporan keuangan yang di-manage labanya sehingga bisnis dianggap layak mendapat pinjaman melebihi nilai seharusnya. Hal-hal tersebut adalah beberapa contoh perilaku tidak etis dalam bisnis. Tetapi dalam dunia bisnis kita tetap bisa optimis bahwa para pelaku bisnis dapat menjalankan bisnisnya dengan beretika sehingga bisnis menjadi berkah untuk masyarakat.

Upaya-upaya untuk mengembangkan praktik bisnis yang beretika dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Pemerintah dan asosiasi pengusaha dapat membantu menciptakan lingkungan usaha yang kondusif untuk meningkatkan etika bisnis.

2. Menerapkan nilai-nilai falsafah perusahan yang tercermin dalam visi misi perusahaan dan menerapkannya pada semua lini dalam perusahaan.

3. Mengembangkan etika melalui pendidikan dan pelatihan manajemen.

Peran etika semakin penting dalam bisnis modern, maka para pelaku bisnis harus melihat bahwa mereka memiliki peran yang sangat strategis dalam menyelaraskan wajah dunia bisnis kita di masa depan. Jika aspek-aspek manusiawi dan etis lebih diperhatikan dalam kegiatan bisnis, maka masyarakat dan budaya kita juga akan menjadi semakin etis seperti yang diharapkan. Keberhasilan dan kelangsungan bisnis juga sangat tergantung pada lingkungan sekitar, oleh karenanya kita harus memperhatikan tanggungjawab sosial sebagai bentuk tanggungjawab terhadap berbagai kepentingan.

*penulis adalah Mahasiswi Magister Akuntansi Universitas Pamulang

*semua bentuk isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis

Comment