Pendidikan

Kamis 09 Oktober 2025 | 12:36 WIB

Laporan: Alif

PBSI FKIP Uhamka Ikuti Kuliah Umum Kebahasaan: Meningkatkan Kesadaran Bahasa dan Budaya

Dokumntasi Uhamka

Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia  (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof.DR.HAMKA (Uhamka)  menghadiri undangan Badan Bahasa dalam kegiatan Kuliah Umum Kebahasaan. Dengan tema Tantangan dan Upaya Pelestarian Bahasa Daerah yang Terancam Punah di Indonesia di Aula Sasadu Gedung Tabrani, Komplek Badan Bahasa, Kamis (9/10).

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Abdul Rahman Jupri selaku Kaprodi PBSI FKIP Uhamka,  Hafidz Muksin selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikdasmen, Gufron Ali Ibrahim selaku Guru Besar Antropolinguistik Universitas Khairun, Ternate, dan Adi Budiwoyanto selaku Kepala Bidang Fasilitasi dan Advokasi Bahasa dan Sastra Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra.

Abdul Rahman Jupri selaku Kaprodi PBSI FKIP Uhamka mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan langkah konkret Prodi dalam memperluas wawasan dan meningkatkan kesadaran kebahasaan mahasiswa, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan sosial budaya yang berpotensi menggeser penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Hal ini menjadi refleksi penting agar mahasiswa sebagai generasi muda tidak hanya mahir berbahasa Indonesia secara baik dan benar, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keberlangsungan bahasa sebagai identitas bangsa.

“Terima kasih kepada Badan Bahasa yang sudah mengizinkan mahasiswa PBSI FKIP Uhamka dalam mengikuti kegiatan seminar tersebut. Semoga sinergi Prodi PBSI dan Badan Bahasa terus berlanjut dikegiatan-kegiatan berikutnya,” ungkap Jupri.

Hafidz Muksin selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemen Dikdasmen mengajak seluruh mahasiswa, para siswa untuk bangga dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini sejalan dengan upaya pengembangan Bahasa dan Sastra, terutama upaya pelestarian bahasa daerah maka program revitalisasi bahasa daerah ini dilaksanakan secara berkelanjutan. 120 bahasa daerah berhasil direvitalisasi. Sehingga kelanjutanya adalah mengenalkan kepada tunas-tunas muda sebagai penerus pengguna bahasa daerah dalam program-program pendidikan di sekolah.

“Siswa dan mahasiswa harus terus konsisten melaksanakan Trigatra Bangun Bahasa yaitu Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing. Kita juga harus membumikan Bulan Bahasa di bulan Oktober ini dengan terus menggunakan bahasa Indonesia di ruang Publik,” tutur Hafidz.

Sementara itu, Gufron Ali Ibrahim selaku Guru Besar Antropolinguistik Universitas Khairun, Ternate, dalam materi Menguatkan Model Preservasi/ Revitalisasi Bahasa Daerah mengatakan, interaksi sosial memengaruhi evolusi bahasa. Kepunahan bahasa di bumi terjadi karena ulah manusia. Lima sebab kepunahan bahasa: dominasi budaya, kolonisasi, imigrasi, bencana sosial, dan kontak budaya.

“Maka upayanya lakukan konservasi dan revitalisasi. Konservasi yang dilakukan ialah tulis tata bahasa dengan menyediakan teks alamiah narasi, prosedural, ekspositori, hortatory. Dan revitalisasi yang dilakukan yaitu belajar bahasa basis komunitas, menghadirkan program sekolah alam, dan gerakan Ayah dan Ibu gunakan bahasa Ibu di rumah,” ujar Gufron.

Dengan mengikuti kegiatan seperti Kuliah Umum Kebahasaan ini, Prodi PBSI FKIP Uhamka menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya mahir berbahasa Indonesia secara baik dan benar, tetapi juga memiliki kesadaran dan tanggung jawab moral untuk melestarikan bahasa dan budaya Indonesia. Bergabunglah dengan kami di Prodi PBSI FKIP Uhamka untuk menjadi bagian dari perjalanan menuju keunggulan bahasa dan sastra Indonesia melalui https://pmb.uhamka.ac.id/

Comment