Opini

Selasa 12 Oktober 2021 | 23:33 WIB

Laporan: Hafiizh Rahman Haikal

Supply Chain Management Di Era New Normal

Hafiizh Rahman Haikal. Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang

Segala bentuk transaksi yang kita lakukan sudah pasti memengaruhi rantai pasokan, dan saat ini terjadi penekanan perekonomian yang sangat berpengaruh pada keberlangsungan berbagai sektor industri. Adanya Corona Virus membuat produktivitas hampir semua sektor industri melemah, kemudian penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat gerak kita terasa semakin dibatasi dengan aturan-aturan yang cukup ketat.

Supply Chain Management System adalah salah satu cara bagaimana kita mengendalikan atau memanajemen rantai pasokan, kita bisa mengkontrol rantai pemasokan dari hulu hingga ke hilir yang meliputi pengadaan material, proses produksi, dan output berupa produk jadi. Rantai pasok yang baik akan meminimalkan biaya dan dapat menjadi perantara pasar melalui distribusi, sehingga berfungsi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dari sebuah perusahaan.

Pada era new normal ini pemerintah mulai melonggarkan sejumlah aturan-aturan ketat tersebut, lalu bagaimana langkah selanjutnya? Dalam Supply Chain Management terdiri dari beberapa strategi yang bisa diterapkan. Strategi pertama adalah memiliki banyak pemasok, maksudnya saling menjalin kerjasama dengan banyak pemasok-pemasok lain sehingga sangat memungkin untuk dapat memenuhi daya beli masyarakat. Strategi kedua sedikit pemasok (few supplier), kita tetap menjalin kerjasama dengan pemasok lain tetapi jumlahnya sedikit tetapi dengan tingkat komitmen yang tinggi dengan cara memfokuskan kepada beberapa sasaran yang luas dari perusahaan ke konsumen akhir. Strategi ketiga yaitu Vertical Integration dimana perusahaan memperoleh operasi bisnis dalam produksi dengan mengembangkan beberapa produksinya. Langkah ini dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya trasportasi serta waktu penyelesaiannya. Strategi keempat yaitu Kairetsu Network, menjalin hubungan kemitraan jangka panjang dengan pemasok, dimana pemasok yang bersangkutan dijadikan bagian dari koalisi dengan perusahaan. Strategi ini akan saling menutupi kekurangan-kekurangan satu perusahan dengan perusahaan lainnya sehingga menghasilkan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan. Kebanyakan dari koalisi ini menggunakan istilah perusahaan virtual, perusahaan akan mempercayakan pemasok untuk memberikan jasanya dan perusahaan maya dengan batasan keanggotaan yang tetap akan bisa menciptakan perusahaan yang unik sehingga dapat memenuhi kebutuhan permintaan yang sering kali berubah-ubah.

Untuk era new normal seperti ini semua strategi diatas dapat dilakukan tetapi dengan tetap melakukan prosedur keamanan dan mematuhi beberapa peraturan pemerintah yang masih di tetapkan di era new normal ini. Menggunakan strategi Kairetsu Network menurut saya paling efektif dan efisien sesuai dengan keadaan. Sangat bisa menekan penyebaran wabah virus corona karena menggunakan perusahaan virtual dan tentu saja bisnis tetap berjalan.

*Penulis adalah Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang

*Segala bentuk isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis

Comment