Politik

Jumat 14 September 2018 | 17:18 WIB

Laporan: gusmuh

FENOMENA “KUTU LONCAT” DUKUNGAN CAPRES

Pasangan Capres-Cawapres Pemilu 2019

Visione.co.id – Dalam kontestasi pilpres 2019 ini, kita disajikan fenomena beda sikap Partai dan Kader terhadap dukungan capres atau dengan istilah populer kutu loncat.

Seperti kita ketahui, Partai Demokrat yang bergabung dengan kubu Prabowo-Sandi namun beberapa kadernya justru mendukung Jokowi-Maruf. mereka diantaranya Deddy Mizwar, gubernur NTB TGB Zainul Majdi dan gubernur jatim Soekarwo.

Sementara itu, Politisi dan ekonom senior Kwik Kian Gie yang notabene kader PDIP diklaim mendukung dan bergabung ke Kubu Prabowo-Sandi. Selain Kwik Kian Gie, mantan menteri Agraria Ferry mursyidan Baldan yang mengaku sudah tidak aktif di Nasdem juga bergabung ke kubu Prabowo-Sandi.

Di samping itu, ada juga tokoh dan kader Partai yang menyebrang atau berubah dukungan. Gubernur Jabar Ridwan kamil pada pilpres 2014 mendukung Prabowo namun sekarang mendukung Jokowi. Sebaliknya, yang dulu mendukung Jokowi Namun pilpres ini mendukung Prabowo seperti Sudirman said, Anis Baswedan dan Ferdinand Hutahean.

Pengamat politik Universitas Indonesia Arbi Sanit memandang pola pemikiran politikus seperti itu lebih mengutamakan kepentingan pribadi.

Ia menganggap fenomena ini terjadi karena ada kekacauan ideologi di tubuh partai. Partai hanya digunakan sebagai batu loncatan bagi para politikus untuk meraih kekuasaan semata. (dilansir dari laman CNN Indonesia.com, Kamis (30/8).

setiap kubu menyikapi fenomena kutu loncat atau perubahan haluan dukungan. Partai Gerindra mengangggap hal itu biasa karena terjadi juga di kubu sebelah.

"Bagi kami gugur satu tumbuh seribu. Perjuangan politik itu nggak ada yang mudah. Mungkin ada satu (atau) dua orang yang menyerah, tapi faktanya pendukung kami kian hari kian besar," kata Ketua DPP Gerindra Habiburokhman. (di lansir dari laman detikcom, Kamis (30/8/2018).

Berbeda dengan sikap PDIP yang lebih tegas terhadap fenomena kutu loncat tersebut. Politisi PDIP Ahmad Basarah memandang bahwa sikap Kader harus sama dengan sikap Partai “Barang siapa yang tidak mendukung agenda resmi PDIP mengusung Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin, berarti dia telah meletakkan diri dalam posisi politik, bukan kader," Ujarnya. (dilansir dari laman Viva.co.id, Kamis (13/9).

Comment