Wisata
Rabu 23 Maret 2016 | 11:22 WIB
Laporan: Rizki Mahmuzi
Mendaki Puncak Mahameru
Visione.co.id —Gunung Semeru merupakan salah satu gunung yang paling populer di kalangan pendaki nusantara. Gunung Semeru mulai banyak dikunjungi sejak boomingnya film 5cm pada akhir 2012 lalu. Namun sayang, banyak pendaki pemula yang kurang sadar untuk menjaga keindahannya. Sehingga membuat gunung tertinggi di Pulau Jawa ini menjadi penuh sampah, khususnya di Ranu Kumbolo.
Meskipun jalur pendakian di Gunung Semeru ini tidak mudah, namun hal tersebut tak menyurutkan para pendaki untuk menikmati keindahan gunung dengan ketinggian 3676 mdpl tersebut.
Diawali dari Ranu Pani, disini pendaki diharuskan melakukan registrasi sebelum mendaki. Perjalanan dari Ranu Pani ke pos 1 didominasi dengan kontur tanah yang cukup landai. Awal memulai perjalanan, pendaki akan melewati ladang penduduk dan bergantian dengan jalan setapak. Perjalanan dari Ranu Pani ke pos 1 membutuhkan waktu sekitar 1,5 – 2 jam. Di pos 1 ini terdapat sebuah bangunan yang bisa digunakan pendaki untuk beristirahat.
Dari pos 1, perjalanan akan dilanjutkan menuju pos 2. Jalur pendakian menuju pos 2 ini masih terbilang normal, tidak ada tanjakan terjal yang menyulitkan para pendaki. Kontur jalannya pun masih berupa tanah yang cukup nyaman untuk dilewati pendaki. Dari pos 1 menuju pos 2, membutuhkan waktu sekitar 1 – 1,5 jam. Di pos 2 ini juga terdapat bangunan atau shelter yang bisa digunakan untuk beristirahat.
Perjalanan dilanjutkan ke pos 3. Di sini, pendaki mulai memerlukan tenaga ekstra karena terdapat tanjakan-tanjakan cukup terjal yang menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki. Bila mendaki pada musim kemarau, sangat disarankan untuk menggunakan masker agar tidak menghirup debu di sepanjang trek yang berupa tanah kering ini. Butuh waktu sekitar 90 menit untuk menuju pos 3. Di pos 3 juga terdapat bangunan atau shelter, namun bangunan tersebut tidak dapat digunakan lagi karena sudah roboh.
Dari pos 4, pendaki akan mulai disuguhkan dengan keindahan surganya Gunung Semeru, yaitu Ranu Kumbolo. Hanya perlu mengikuti jalan setapak sekitar 15 menit dari pos 4, pendaki sudah sampai di tepi danau Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo merupakan spot terbaik untuk melihat sunrise Gunung Semeru. Surga nan indah di Gunung Semeru ini memang membuat siapa pun tak ingin pergi dari tempat ini. Bahkan banyak pendaki yang menginap di Ranu Kumbolo untuk bisa terus menikmati keindahannya.
Meninggalkan Ranu Kumbolo,pendaki akan mendaki bukit yang terjal nan fenomenal. Bukit itu dinamai “Tanjakan Cinta”. Menurut mitos, jika pendaki dapat mendaki “Tanjakan Cinta” tanpa berhenti dan menoleh ke belakang sampai ujung tanjakan, maka cintanya kepada seseorang akan abadi selamanya.
Setelah Tanjakan Cinta, terbentang sebuah padang rumput Oro-Oro Ombo. Padang rumput yang luas dan indah ini dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah. Padang rumput ini mirip dengan sebuah mangkuk dengan hamparan rumput berwarna kekuningan.
Di selatan Oro-Oro Ombo terdapat hutan Cemoro Kandang. Cemoro Kandang adalah hutan yang ditumbuhi pohon cemara dan tumbuhan paku-pakuan. Setelah melewati Cemoro Kandang, perjalanan akan dilanjutkan ke padang rumput luas yang disebut Jambangan. Di sini pendaki akan disuguhkan pemandangan pohon cemara, mentigi, dan indahnya bunga edelweis.
Dari Jambangan, perjalanan akan berlanjut ke Kalimati. Di Kalimati ini biasanya para pendaki mendirikan tenda dan bermalam sebelum melakukan perjalanan yang banyak menguras tenaga menuju Puncak Mahameru. Jalur pendakian dari Kalimati ke Arcopodo merupakan salah satu trek tersulit untuk mencapai Puncak Mahameru. Tanjakan-tanjakan terjal menjadi pemanasan tersendiri bagi para pendaki sebelum memasuki batas vegetasi. Butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan dari Kalimati menuju Arcopodo.
Sekitar 1 jam dari Arcopodo, pendaki akan memasuki batas vegetasi. Kontur tanah labil yang terdiri dari trek berpasir menyambut kedatangan para pendaki. Di trek berpasir inilah fisik dan mental para pendaki akan diuji. Pasir yang labil sangat mempersulit langkah kaki.
Maju satu langkah, turun dua langkah. Hanya tekad tak mengenal putus asa yang membuat para pendaki mampu bertahan di tengah kesulitan. Dinginnya angin ketinggian mulai membuat tubuh pendaki terasa menggigil bak tertusuk-tusuk duri melati. Kabut Mahameru pun tak mengurungkan niatnya untuk terus menutupi pandangan mata sehingga mata terasa rabun.
Di sinilah nyawa dengan cepat dapat terlepas dari raga. Di sinilah kesabaran benar-benar menguji. Langkah demi langkah diambil tanpa kenal lelah. Seiring fajar mentari menyapa dari ufuk Timur, sampailah pendaki pada Puncak Mahameru. Sang puncak impian, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Samudera di atas awan pun ikut menyapa, seolah memberikan air untuk diminum agar dahaga lekas pergi.
Di atas ketinggian 3.676 mdpl, di atas sanalah kita membuktikan kekuatan tekad dan persahabatan. Di atas sanalah kita melihat agung-nya kuasa Tuhan. Di atas sanalah kita melihat indahnya alam negeri ku, Indonesia. Tuhan, bantu kami untuk terus menjaga indahnya alam ini.
*Perjalanan Tim Ekspedisi Interstudi*
Comment