Opini
Rabu 04 Juni 2025 | 21:25 WIB
Laporan: Khotib
Kepatuhan Dan Kepatutan Mahasiswa Terhadap Proses Perkuliahan

Dalam kehidupan perkuliahan, mahasiswa seringkali dihadapkan dengan berbagai aturan dan tanggung jawab. Salah satu hal yang sangat penting tapi kadang dilupakan adalah soal kedisiplinan dalam mengikuti rentetan proses selama menjadi mahasiswa. Menyikapi hal tersebut padahal kedisiplinan bukan cuma soal hadir tepat waktu atau pakai baju rapi, tapi juga soal bagaimana kita menghargai nilai-nilai kebangsaan, hukum, dan etika yang diajarkan lewat mata kuliah tersebut. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yang meskipun ditujukan untuk PNS, dapat menjadi acuan moral dan etika bagi mahasiswa dalam membentuk sikap disiplin sebagai warga negara yang baik.
Masalah yang sering muncul adalah banyak mahasiswa yang masih minimnya kesadaran penuh tentang pentingnya disiplin. Contohnya, ada yang sering bolos, datang terlambat, atau sekadar duduk di kelas tapi tidak benar-benar mengikuti perkuliahan dengan baik karena lebih sibuk dengan dirinya seperti ngobrol dengan rekan sebelah, main handphone dan lain sebaginya. Ini jelas jadi masalah karena salah satu tujuan utama pendidikan adalah membentuk karakter yang lebih baik.
Merujuk dari tujuan tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu matakuliah yang dapat mengambil peran dalam membentuk karakter mahasiswa untuk menjadikan mereka sebagai warga negara yang baik, bukan cuma pintar secara akademik tapi juga punya rasa tanggung jawab dan peduli pada masyarakat.
Fakta yang terjadi di beberapa kampus menunjukkan bahwa masih ada sekitar 30-40% mahasiswa yang menganggap mata kuliah ini sebagai pelengkap saja, bukan sebagai pelajaran penting. Data ini diambil dari survei yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di lima universitas negeri di Indonesia pada bulan Oktober 2023. Survei tersebut melibatkan sekitar 500 responden mahasiswa dari semester 1 hingga 3 dan menunjukkan adanya kesenjangan antara tujuan mata kuliah dan pemahaman mahasiswa tentang pentingnya disiplin dalam proses pembelajaran.
Sebagian besar mahasiswa belum menyadari bahwa banyak kelebihannya andai saja mereka bisa dibiasakan dalam menerapkan kedisiplinan sedari dini atau semenjak saat mereka belajar. Mahasiswa yang disiplin biasanya lebih teratur dalam hidupnya. Mereka lebih bisa menghargai waktu, bertanggung jawab terhadap tugas, dan lebih siap untuk menghadapi dunia kerja. Sikap disiplin ini juga menunjukkan bahwa mereka menghargai proses pendidikan dan menghormati dosen serta teman-temannya.Namun hal ini oleh sebagian besar mahasiswa tersebut dianggap sebagai kekangan atau belenggu yang membuat mereka tidak dapat bertindak bebas.
Untuk itu perlu adanya pendekatan yang lebih relevan dari dosen maupun pihak kampus. Misalnya, toleran unutuk keterlambatan bagi mahasiswa yang lambat, menyampaikan teguran dengan kalimat yang bijak, dan mungkin juga dalam menyampaikan materi bisa dikaitkan dengan isu-isu nyata yang sedang terjadi di masyarakat, supaya mahasiswa merasa lebih tertarik dan merasa bahwa pelajaran ini punya manfaat langsung buat kehidupan mereka. Selain itu, aturan juga harus diterapkan dengan tegas tapi tetap adil. Sanksi dan penghargaan bisa jadi alat yang efektif untuk mendorong kedisiplinan.
Dalam kondisi bagaimanapun, kepatuhan dan kepatutan mahasiswa terhadap aturan dan kedisiplinan dalam pandangan sebagai warga negara trlebih statusnya sebagai mahasiswa sangat penting dalam membentuk pribadi yang bukan cuma cerdas, tapi juga punya integritas dan rasa tanggung jawab sebagai warga negara.
Tujuan akhir dari pendidikan terutama mata kuliah kewarganegaraan adalah membentuk karakter mahasiswa yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga sikap dan perilaku sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Mahasiswa yang tidak disiplin berisiko memiliki karakter yang kurang tangguh, kurang peduli terhadap lingkungan sosial, dan cenderung tidak siap menghadapi tantangan di dunia kerja maupun masyarakat. Masalah tetap ada, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan kerja sama antara mahasiswa, dosen, dan pihak kampus, nilai-nilai kedisiplinan ini bisa ditanamkan dengan lebih efektif dan menyenangkan.
By: Adam Fadlaa (Mahasiwa Universitas Pamulang, Prodi Teknik Informatika)
Comment