Opini
Kamis 09 Nopember 2023 | 13:46 WIB
Laporan: Zaki Arfa Mustafa
Membangun Rasa Toleransi
Penduduk Indonesia berjumlah 273,32 juta jiwa dengan berbagai suku, budaya, dan beragam agama, dimana 86,93% beragama Islam, 10,55% Kristen, 1,71% Hindu, 0,74% Buddha, 0,05% Konghucu, dan 0,03% agama lainnya. Pada sila pertama berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Tetapi banyak Masyarakat di luar sana belum menerapkan sila pertama ini seperti kejadian tindakan intoleransi di masyarakat Indonesia adalah kasus penolakan pembangunan gereja di daerah Cilegon.Umat Kristen dan Katolik yang ada di Cilegon berusaha mengajukan izin pembangunan gereja kepada pemerintah setempat. Akan tetapi, permohonan tersebut berulang kali ditolak dengan alasan tidak memenuhi ketentuan atau berkas-berkas belum lengkap. Bahkan, beberapa kali lokasi pembangunan gereja ini diserang oleh warga setempat dibongkar secara paksa.
Selain itu, Peristiwa terjadi pada Rabu (7/2/2018) lalu, berawal dari adanya penolakan warga atas rencana kegiatan kebaktian umat Budha dengan melakukan tebar ikan di lokasi danau bekas galian pasir di Kampung Kebon Baru, Desa Babat. Sebelumnya, masyarakat juga sempat meminta Mulyanto Nurhalim selaku biksu di kampung tersebut untuk pindah dari sana. Pasalnya, warga resah karena melihat biksu tersebut melakukan ibadah dengan mengundang jemaat dari luar, hingga menganggap biksu tersebut akan mengajak orang lain untuk masuk agama Budha. Namun, warga ternyata salah paham, karena yang datang ke situ sekadar memberi makan biksu saja. Meski demikian, kejadian ini telah diselesaikan secara kekeluargaan usai polisi dan seluruh elemen masyarakat setempat melakukan musyarawarah. Mereka memastikan rumah Biksu Mulyanto bukan rumah ibadah seperti kecurigaan warga selama ini.
Dalam hal ini mengenai beberapa contoh kejadian di atas sangat kurang mencerminkan Pancasila dan bangsa Indonesia, dimana bangsa Indonesia adalah bangsa yang saling menghormati satu sama lain dan saling menghargai walaupun berbeda ras, agama dan suku. Namun kita juga bisa membangun rasa toleransi terhadap satu sama lain dengan cara:
1. Pelajari dan ajarkan kepada masyarakat tentang perbedaan budaya, agama, dan latar belakang yang berbeda. Pendidikan adalah kunci untuk memahami dan menghormati perbedaan
2. Berbicaralah dengan orang-orang dari latar belakang berbeda.
3. Hormati hak setiap orang untuk memiliki keyakinan dan nilai-nilainya sendiri
4. Pelajari dari pengalaman dalam berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda. Apa yang telah di pelajari dan bagaimana dapat berkembang sebagai individu yang lebih toleransi
5. Mendukung Upaya mewujudkan Masyarakat yang mengakui dan menghormati keberagaman
6. Ajari anak toleransi dan keberagaman sejak dini, agar nilai-nilai tersebut terbawa sepanjang hidupnya
Dengan adanya toleransi kita dapat membangun persatuan dan membantu mengurangi konflik dan ketegangan antar kelompok Masyarakat dan juga kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, lingkungan yang damai dimana setiap individu akan merasa aman dan di hormati. Jadi toleransi bukan hanya penting untuk kebersamaan yang harmonis, tetapi juga untuk membangun rasa persaudaraan dan menciptakan rasa aman bagi agama minoritas.
*isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis
Comment