Opini

Kamis 01 Juli 2021 | 23:35 WIB

Laporan: Inri Yanti Simamora

FAKTOR-FAKTOR DAN UPAYA PENANGANAN KENAKALAN REMAJA

Inri Yanti Simamora, Mahasiswa Universitas Pamulang

Pada zaman sekarang, di era globalisasi, banyak hal yang berubah. Pergaulan remaja adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari globalisasi. Pergaulan remaja sudah tidak ada batasnya. Banyak remaja yang melakukan hal-hal yang sangat merugikan dirinya dan orang lain. Ada 3 faktor yang menjadi penyebab kenakalan remaja yaitu keluarga, pergaulan, dan remaja itu sendiri.

Keluarga merupakan hal yang paling pertama dalam mencegah pergaulan remaja. Contoh nya saja begimana kondisi keluarga tersebut atau cara mendidik orang tua terhadap anak nya. Keluarga yang broken home bisa menyebabkan anak menjadi nakal karena dia tidak betah melihat kondisi keluarganya. Keluarga merupakan hal yang paling penting, karena dari sanalah anak dapat mengerti bagaimana penting nya arti kasih sayang. Cara mendidik orang tua juga berperan dalam hal ini, ketika orang tua otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan remaja akan muncul dalam artian ingin memberontak. Sementara kalo orang tua permisif, remaja malah akan mencari-cari perhatian dengan segala tingkah laku nya yang memungkinkan besar menjurus kepada kenakalan remaja.

Pergaulan, teman dan sahabat merupakan suatu kebutuhan, karena merekalah yang dapat mengerti kita. Tanpa kita sadari mereka juga bisa menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang buruk.

Remaja itu sendiri, saat kita beranjak dewasa banyak hal-hal baru yang belum kita ketahui. Oleh karena nya banyak remaja yang ingin mencari tahu sendiri terhadap sesuatu yang belum mereka ketahui dan rasakan, rasa keingintahuan  remaja merupakan saat puncak dimana seorang anak beranjak menjadi dewasa.

Banyak remaja yang mencontoh cara berpakaian kebarat-baratan hingga meniru pergaulan bebas orang barat yang sering mereka lihat di televisi atau internet. Dan juga banyak remaja yang sangat ingin tau terhadap video porno yang zaman sekarang sudah banyak tersebar melalui handphone, internet ataupun yang lainnya yang pada akhirnya mereka melakukan seks bebas, hingga tak jarang dari mereka hamil diluar nikah.

Tawuran juga marak dilakukan oleh remaja zaman sekarang. Bahkan tak jarang tawuran dipicu hanya melalui hal yang sepele serta hal-hal yang sebenarnya hanya salah paham semata, akibatnya kerusakan terjadi dimana-mana.

Dimasa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun disisi lain dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapatkan pengakuan (anticipatory beliefs) untuk menghilangkan kekecewaan. Berikut contoh beberapa kenakalan yang sering dilakukan remaja di Indonesia yaitu bolos sekolah, bohong kepada orang tua, berkelahi, nonton video porno, meminum minuman keras, judi kecil-kecilan dan masih banyak lagi. Yang paling penting adalah jangan sampai kenakalan itu berimbas ke hal yang negatif .

Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagal nya perkembangan jiwa remaja tersebut, trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya.

Pertanyaannya adalah siapa yang mengemban tugas tersebut? Orang tua kah? Sedangkan orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudaranya kah? Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah yang sama. Pemerintahkah? atau siapa? Tidak mudah untuk menjawabnya. Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.

Sebagai orang tua harus bisa memahami bagaimana perasaan dan kondisi anak. Contoh jangan bandingkan dengan masa remaja anda 20 hingga 30 tahun yang lalu. Dunia sudah terlalu berubah di waktu yang sesingkat itu.

*) Semua isi tulisan menjadi tanggung jawab penulis

*) Penulis adalah Mahasiswa Universitas Pamulang

Comment