Opini

Minggu 27 Juni 2021 | 20:30 WIB

Laporan: Ikhsan Romadhan

Memahami Dampak Penggunaan Plastik Sebagai Penyebab Terjadinya Perubahan Iklim

Ikhsan Romadhan, Mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi - Universitas Pamulang

Pada era sekarang ini, manusia tidak dapat terlepas dari yang namanya plastik. Plastik adalah benda yang memiliki karakter ringan, murah dan juga tahan lama. Plastik pertama kali diciptakan tahun 1959 oleh ilmuwan asal Swedia, Sten Gustaf Thulin, untuk “menyelamatkan” Bumi. Pada saat itu, terjadi penggunaan kantong kertas secara masif yang berdampak pada banyaknya penebangan pohon. Oleh sebab itu, Sten akhirnya menciptakan kantong plastik yang tahan lama dan dapat digunakan berulang kali.

Kehadiran plastik dirasa sangat bermanfaat dan sangat memudahkan bagi kehidupan manusia karena selain sifatnya yang tahan lama dan dapat digunakan berulang kali, plastik juga mudah untuk ditemui hingga saat ini. Sehingga semakin lama penggunaan plastik terus meningkat karena industri yang semakin maju dan populasi manusia yang semakin banyak.

Sayangnya hal tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran terhadap lingkungan yang baik. Banyak orang-orang yang saat ini menggunakan plastik sebagai produk sekali pakai sehingga menjadikan manfaat yang dahulu di dapat dari plastik, sekarang ini bertolak belakang menjadi sebuah ancaman bagi planet Bumi. Hal ini tentu saja bertentangan dengan “niat mulia” dari seorang  Sten Gustaf Thulin.

Lantas, pernahkah kalian menyadari berapa banyak produk berbahan dasar plastik yang kalian gunakan setiap harinya? Mulai dari tas belanja plastik, sedotan plastik, kemasan makanan dan minuman serta produk berbahan dasar plastik lainnya. Apakah pernah terlintas di dalam pikiran kalian mengenai kemanakah semua sampah plastik yang kalian gunakan itu berakhir? Disebabkan oleh sifatnya yang sulit diurai, dibutuhkan waktu hingga ribuan tahun untuk menghilangkan benda ini. Sehingga, banyak sampah plastik yang akhirnya menumpuk dan sebagian besar hanyut ke lautan.

Menurut penelitian Jenna R. Jambeck dari Universitas Georgia tahun 2010, mendapati hasil yang menyatakan bahwa Indonesia menghasilkan sampah plastik sebesar 3,22 juta ton dengan sekitar 0,48-1,29 juta ton di antaranya mencemari lautan. Hasil penelitian tersebut menjadikan negara yang kita cintai ini menduduki peringkat kedua di dunia sebagai negara penyumbang polusi sampah plastik terbesar. 

Mengapa sampah plastik dianggap sebagai polusi?

Hal tersebut dikarenakan plastik diproduksi dengan bahan utama minyak, gas, dan batu bara dengan melewati proses ekstraksi dan transportasi yang dapat menghasilkan karbon dioksida. Semakin tinggi tingkat produksi plastik, maka semakin tinggi emisi karbon yang dihasilkan. Karbon dioksida sendiri merupakan salah satu faktor terjadinya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca  yang ada di atmosfer. Tingginya konsentrasi gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global yang pada akhirnya berpengaruh terhadap perubahan iklim.

Dengan dinyatakan sebagai penyebab perubahan iklim, tentu saja kita tidak menginginkan jika penggunaan plastik sekali pakai terus meningkat setiap tahunnya dan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar maupun global. Oleh karenanya, dibutuhkan langkah nyata dalam rangka mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Langkah nyata yang dapat dilakukan oleh kita adalah dengan menerapkan prinsip 3R dalam keseharian, yaitu

1. Reduce (mengurangi),

2. Reuse (menggunakan kembali), dan

3. Recycle (mengelola kembali).

Untuk dapat menerapkan ketiga prinsip tersebut, kita dapat memulainya dengan hal-hal yang mudah untuk dilakukan seperti mengganti kantong plastik dengan tas belanja atau menggunakan botol minum dibanding membeli air minum dalam kemasan plastik. Untuk itu, sebaiknya jangan menunggu sampah plastik menjadi lebih besar dampaknya terhadap perubahan iklim, tapi mulai lah dari sekarang dengan mengawalinya pada diri sendiri karena satu perubahan kecil akan berdampak besar terhadap perubahan di sekitar.

*Segala bentuk isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis

*Penulis adalah Mahasiswa Program studi S1 Akuntansi - Universitas Pamulang

Comment