Seputar Kita

Sabtu 06 Maret 2021 | 06:42 WIB

Laporan: Abdul

Banjir Awal Tahun di Jakarta, Salah Siapa ?

Foto penulis saat mengunjungi salah satu daerah di Tasik

Oleh : Muhammad Wafi’Adani

(Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Pamulang)

Pernah gak sih kita mendengar Jakarta itu tidak banjir kalau di musim hujan? kayanya saya tidak pernah mendengar Jakarta itu tidak banjir, soalnya Jakarta itu selain dataran rendah setau saya juga Jakarta itu jadi pusat turunnya air hujan ke laut dan belum lagi banjirnya juga kiriman dari daerah tetangga seperti Bogor dan sekitarnya. Apa mungkin di Jakarta ini kurang lahan resapan air? kalau kata aku sih iya juga, karena selain banyaknya pembangunan seperti gedung, rumah dan sebagainya, membuang sampah sembarangan juga dapat menambah got jadi mampet, hehehehe..

Oke kawan-kawan, jadi disini saya ingin membahas kenapa sih setiap Jakarta banjir yang disalahkan itu pasti gubernurnya. Padahal kalo kita lihat tidak di Jakarta saja yang banjir, bahkan menurut informasi yang saya baca dari kompas.com seperti di daerah kabupaten bandung pada tanggal 4 Januari 2021 lalu genangan air di Jalan Raya Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mencapai setinggi 10 hingga 50 centimeter.

Belum lagi kalau saya lihat masih banyak daerah-daerah lain yang banjir juga tapi tidak menyalahkan gubernurnya seperti banjir di Jakarta.  Disini yang saya bingung, kenapa setiap Jakarta banjir itu yang disalahkan gubernurnya? Bahkan kalau saya baca di News Megapolitan, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta telah mengatakan bahwa pihaknya merasa bersyukur kalau kawasan Ibu Kota tidak terendam banjir, meskipun hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Bahkan hujan yang kerap mengguyur Jakarta sejak awal Januari 2021 tidak lagi membuat Ibu Kota terendam banjir seperti tahun-tahun sebelumnya kalaupun ada genangan dapat cepat surut kurang dari 6 jam.

Dari sini saja kita bisa lihat Jakarta lebih dulu kena hujan dari januari tetapi masih aman dan kenapa ketika di kabupaten bandung itu banjir saya tidak mendengar gubernurnya disebut-sebut, apa saya yang kurang update kali yaa, hehehe...

Apa mungkin disini ada unsur politiknya? Hehehe.. tapi saya juga engga tau sih, mungkin bisa iya tapi bisa juga engga. Kalau iya, dalam politik bisa saja ada oknum tertentu yang mungkin sengaja untuk memojokan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta. Tapi bisa juga engga, logikanya mana ada Gubernur yang sengaja ingin daerahnya kebanjiran kan?, hehehe.. Apalagi kalau saya lihat sejauh ini Gubernur DKI Jakarta cukup responsif di dalam menangani urusan banjir. Eeeetss, bukan berarti saya pro Pak Anis yya, hehehe..

Tapi masalah banjir yang saya singgung disini bukan pada masalah siapa mendukung siapa atau siapa menyalahkan siapa, intinya banjir itu adalah masalah kita bersama. Maka sudah saatnya kita sebagai warga negara bergotong royong serta bahu membahu menjaga lingkungan kita untuk terwujudnya kesejahteraan bersama siapapun itu Gubernurnya.

Sebagai negara demokrasi mengkritik dan dikritik adalah hal penting, tapi menurut saya mengkritik diri sendiri sebelum mengkritik orang lain itu kan tentu jauh lebih penting. Kritik diri kita masing-masing sudahkah kita menjaga lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, atau sudahkah kita sadar terhadap kewajiban kita untuk taat terhadap peraturan hukum yang berlaku. Siapapun yang menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah tentu salah satu putra terbaik bangsa negeri ini, yang sama-sama hidup di negara Pancasila yang sudah seharusnya baik rakyat maupun pemimpinnya sama-sama saling bahu membahu dalam membangun bangsa salah satunya dalam mencari solusi menghadapi banjir . Bukankah dasar negara kita Pancasila yaitu sila ke 4 telah berpesan pada kita semua bahwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, sila ini mengajarkan kepada kita anak bangsa yaitu untuk mengutamakan musyawarah di dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

Nah.. Kalo udah jelas seperti ini kenapa kita tidak duduk bersama untuk menyelesaikan masalah yang bernama banjir untuk kepentingan bersama tanpa ada yang saling menyalahkan. Jika ingin sejahtera maka bergotong royonglah, jika ingin menilai maka nilailah dulu diri sendiri, menyelesaikan suatu masalah tentu tidak bisa hanya dengan saling menyalahkan. Lebih baik duduk bareng diskusikan bersama-sama sambil ngopi dan mencari jalan keluar, saling bahu membahu untuk lebih menjaga kebersihan dan lingkungan kita masing-masing agar mengurangi sampan-sampah yang ada di jalanan.

Comment