Opini

Jumat 16 Nopember 2018 | 17:05 WIB

Laporan: Safira Fauzia

Menegok Pertumbuhan Ekonomi Global

Safira Fauzia adalah Mahasiswa Program Studi Manajemen FEB UHAMKA

Pertumbuhan Ekonomi Global pada tahun 2016 ini diperkirakan semakin meningkat dan semakin kuat. Meskipun terdapat beberapa resiko yang dilalui. Peningkatan pertumbuhan Ekonomi Global bersumber dari perbaikan Ekonomi negara maju dan berkembang yang terus meningkat dan berlanjut.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada tahun 2016 ini diperkirakan lebih tinggi dan diikuti juga dengan inflasi yang juga mengalami peningkatan, namun Investasi dan Konsumsi menguat pula. Sementara itu, Perekonomian di negara Eropa diperkirakan mengalami pertumbuhan yang lebih baik yang didukung dengan peningkatan konsumsi dan kebijakan moneter.

Di negara Berkembang, seperti Perekonomian negara Cina, diperkirakan tetap tumbuh cukup tinggi yang di dorong oleh kenaikan konsumsi domestik dan Investasi.

Proses Pemulihan Perekonomian Global yang membaik dan meningkat dinilai akan meningkatkan volume perdagangan dunia yang berdampak pada tetap kuatnya harga komoditas global, termasuk harga minyak pada tahun 2016.

Sejumlah resiko Perekonomian Global tetap perlu diwaspadai. Antara lain yang berkaitan dengan dampak berlanjutnya proses normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat dalam kenaikan suku bunga FFR (Fed Fund Rate) dan pengurangan neraca bank sentral, dan faktor geopolitik di Timur tengah yang dapat meningkatkan fluktuasi di pasar keuangan serta menurunkan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Pertumbuhan Ekonomi Global tentu berhubungan juga dengan Perekonomian di Indonesia dan sangat mempengaruhi perkembangan Perekonomian Indonesia pada saat ini. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) optimis pertumbuhan ekonomi domestik dapat mencapai di angka 5,6% pada 2016 ini. Namun, pertumbuhan ekonomi Global pun juga ikut tumbuh dan meningkat. Sejauh ini, Investasi meningkat dengan baik pada Investasi bangunan maupun non bangunan. Investasi bangunan meningkat sejalan dengan kemajuan proyek infrastruktur yang terus meningkat oleh pemerintah.

Sementara itu, peningkatan Investasi non bangunan terutama terjadi pada sektor primer, khususnya dibagian pertambangan. Di sisi eksternal, ekspor tumbuh positif terutama bersumber dari ekspor komoditas pertambangan dan produk manufaktur yang membaik. Sedangkan Impor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan khususnya bahan baku.

Namun, Inflasi di Indonesia khususnya pada bulan Agustus 2018 mengalami penurunan atau lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya, hingga hampir mencapai 0 persen yaitu 0,02%. Sehingga secara tahunan Inflasi di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 3,24%.

Safira Fauzia adalah Mahasiswa Program Studi Manajemen FEB UHAMKA

Comment