Opini

Senin 02 Oktober 2017 | 11:40 WIB

Laporan: Elda Nur Maulida,

Lika-Liku Inflasi, Nilai Tukar Dan Suku Bunga

Elda Nur Maulida, Mahasiswa Program Studi Manajamen Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Indonesia dengan sistem perekonomian terbuka tidak dapat terhindar dari arus perdagangan Internasional. Dengan perdagangan Internasional suatu Negara akan memiliki peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Sukirno (2012) Manfaat perdagangan Internasional adalah memperoleh barang yang tidak diproduksi di dalam negeri, memperoleh keuntungan dari spesialisasi, memperluas pasar dan menambah keuntungan.

Pada hakikatnya perdagangan Internasional kegiatan ekspor impor timbul karna kesadaran bahwa tidak adanya Negara yang benar-benar mandiri. Suatu Negara pasti membutuhkan negara  lain untuk bekerja sama. Negara kita selalu berusaha untuk berperan aktif dalam berbagai kerja sama ekonomi antar Negara. Seperti dilihat dari peranan Indonesia bersama Amerika Serikat, Australia, Jepang, Malaysia dan Negara lainnya yang memprakarsai terbentuknya APEC pada tahun 1993.

Mankiw (2007: 116) menyatakan, aktifitas perdagangan Negara dibagi menjadi trade surplus, trade deficit, dan trade balance. Hal ini menjadi acuan bagaimana agar Indonesia tidak termasuk dalam trade deficit dimana perdagangan terjadi apabila ekspor neto bernilai negatif dan Negara merupakan pengutang di pasar uang dunia dan lebih banyak mengimpor dari pada mengekspor. Secara jelas, Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negara, kemudian akan dijual keluar negeri (Mankiw, 2006:240).

Dilihat dari data ekspor yang selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun maka menjadi faktor yang harus diteliti, diduga dipengaruhi oleh beberapa hal. Peristiwa moneter yang sering dijumpai dalam perekonomian suatu Negara. Inflasi merupakan salah satu yang menentukan dinamika perdagangan internasional. Kondisi meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.

Meningkatnya suatu harga secara umum akan berdampak pada berbagai sektor. Pada saat terjadi inflasi maka harga barang secara terus-menerus akan naik, begitu pula terhadap bahan baku dan biaya untuk produksi yang berdampak harga barang ekspor semakin mahal dan berdampak terhadap menurunnya ekspor.

Christianto (2014) berpendapat bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi neraca  perdagangan sehingga tidak dapat berjalan lancar yaitu exchange rate atau nilai tukar.  Pada faktanya uang kini tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar tetapi menjadi hal yang diperjualbelikan sehingga menjadi spekulasi. Adanya perbedaan mata uang yang ada di berbagai Negara  yang membuat perdagangan Internasional akhirnya sulit untuk berlangsung.

Adapun perkembangan sistem moneter Internasional dalam penetapan kurs, yaitu sistem kurs tetap,mengambang,dan mengaitkan nilai mata uang tertentu. Tanah air kita  adalah salah satu yang menganut sistem mengambang terkendali. Sebagai Negara yang berkembang membuat Indonesia mengandalkan sektor Industrinya.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan bahwa ekspor non migas juni mencapai USD 11,28 M, turun 22,57 % dibanding mei. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia awal tahun hingga juni 2016 memcapai USD 88,02 M atau meningkat sebesar 10,03% , sedangka elspor non migas mencapai USD 79,4% , Senin (15/5/2016). Dilansir oleh Suharyanto, Penurunan tersebut  terjadi pada kendaraan.

Dengan adanya hal tersebut pemerintah harus terus berkomitmen untuk meningkatkan ekspor sebab nilai impor Indonesia masih cukup tinggi. Perlu adanya perhatian pula bagi pemerintah dan peran masyarakat untuk saling menerapkan kebijakan untuk ekonomi Indonesia semakin.

Penulis adalah Elda Nur Maulida, Mahasiswa Program Studi Manajamen Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

TAG BERITA

Comment